Lebih dari sekadar minuman, kopi sering kali dianggap sebagai teman setia saat bekerja, bersantai, atau bahkan saat berdiskusi santai bersama rekan.
Namun, di balik segala kenikmatannya, penting untuk memahami batas konsumsi kopi agar tidak memberikan efek negatif bagi tubuh.
Menurut https://pafimeureudu.org/, kopi memiliki kandungan utama berupa kafein, zat stimulan yang bekerja dengan cara menghambat zat kimia otak bernama adenosin.
Adenosin berfungsi untuk membuat kita merasa mengantuk sebagai bagian dari siklus tidur alami tubuh.
Dikutip dari laman https://pafimeureudu.org berdasarkan penjelasan dari Dokter Sungadi Santoso melalui kanal YouTube SB30Health, saat kita mengonsumsi kopi, kafein akan menempel pada reseptor adenosin di otak.
Akibatnya, otak tidak menerima sinyal bahwa tubuh sedang lelah, sehingga kita tetap merasa segar meskipun seharusnya sudah waktunya beristirahat.
Kopi memang bisa menjadi penyelamat di saat kita butuh fokus atau tenaga ekstra. Namun, terlalu banyak mengonsumsi kopi juga bisa membawa dampak serius bagi kesehatan.
Salah satu efek yang paling umum adalah terganggunya kualitas tidur. Dalam video tersebut, dr. Sungadi menjelaskan bahwa kafein bisa bertahan dalam tubuh hingga 10 jam.
Jadi, satu cangkir kopi di sore hari bisa membuat Anda gelisah dan sulit tidur di malam hari.
Lantas, berapa banyak kopi yang dianggap terlalu banyak? Menurut Food and Drug Administration (FDA), batas konsumsi kafein yang aman bagi orang dewasa sehat adalah 400 mg per hari, setara dengan 4 hingga 5 cangkir kopi.
Namun, batas ini tidak bersifat mutlak karena setiap individu memiliki toleransi berbeda terhadap kafein.
Jika secangkir kopi saja sudah membuat Anda cemas atau sulit tidur, bisa jadi tubuh Anda lebih sensitif terhadap kafein.
Kopi dalam jumlah sedang bisa memberi manfaat seperti meningkatkan fokus, memperbaiki suasana hati, bahkan membantu menurunkan risiko beberapa penyakit.
Namun, konsumsi berlebihan justru bisa memicu kecemasan, jantung berdebar, ketegangan otot, gangguan pencernaan, sakit kepala, hingga dehidrasi.
Lebih parahnya lagi, konsumsi kafein berlebih dalam jangka panjang bisa memengaruhi hormon tubuh seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat menyebabkan gangguan metabolisme, kenaikan berat badan, hingga sistem imun yang menurun.
Bagi Anda yang sulit mengurangi kopi, ada beberapa alternatif yang bisa dicoba seperti kopi decaf (rendah kafein), teh herbal, atau matcha. Matcha, misalnya, mengandung L-theanine yang memberikan efek tenang tanpa menghilangkan fokus.
Kesimpulannya, kopi bukanlah musuh. Ia bisa menjadi sahabat jika dikonsumsi secara bijak.
Dengarkan tubuh Anda, kenali batasnya, dan jangan biarkan kenikmatan sesaat mengorbankan kesehatan jangka panjang.
Tetap nikmati secangkir kopi favorit Anda, namun dengan penuh kesadaran dan keseimbangan.(*)
Tags
Gaya Hidup